Tradisi atau kegiatan yang
dilakukan secara turun temurun sudah dilakukan oleh masyarakat Tangerang tempo
dulu hingga saat ini hampir 200 Tahun sejak abad ke - 18 (1800) dan tradisi menganyam topi bambu waktu itu
dapat menjalankan roda ekonomi sebagai pekerjaan tambahan untuk kebutuhan rumah
tangga.
Era Industri 4.0 merupakan trasformasi digital ,Sekumpulan pemuda mendirikan komunitas
untuk melestarikan produk topi bambu agar tidak punah bernama Komunitas Topi Bambu
tahun 2010 menjalakan aktivitas tentang Jurnalistik, Kewirausahaan dan
Pemberdayaan Di fokuskan melalui platform digital baik website,sosial media hingga toko online dengan membuat pasar terus terjaga topi bambu tetap dilestarikan
hingga kini dan sebagai apresiasi telah mendapatkan Rekor Muri “ Topi terbesar berdiameter 2 meter"
Apa yang menarik dalam buku
ini diantaranya adalah :
Menjalankan ide, aktivitas dan pemberdayaan ini dilakukan hingga menjadi sebuah
produk yang memiliki kreatifitas dan inovasi yang memiliki nilai jual tinggi.
Program eksistensi dalam melakukan pemberdayaan dan mendapatkan peluang dengan
berbagai koorporate dan hingga menjalin
kerjas sama dengan CSR Perusahaan.
Perjalanan komunitas dalam
melakukan pemberdayaan hingga kolaborasi Implementasi Pentahelix dilakukan dan
adapat memberikan dampak energy positif dan banyak manfaat.
Agarlebih jelas silakan baca dan miliki buku ini sehingga harapan
penulis dari hasil kerjasama donasi buku dapat terwujud bermimpi untuk membangun Museum Topibambu bersama yayasan
Topi bambu yang telah memiliki legalitas lengkap sehingga untuk sinergitas membangun
masyarakat menuju ekonomi mandiri dan
melestarikan produk warisan budaya Tangerang “Topi Bambu” untuk lebih jelas
silakan info
topibambu@gmail.com atau
Wa 0813-8513-7473
Tidak ada komentar:
Posting Komentar