Mending kerja keras atau kerja cerdas??Ini artikel sangat menarikdan akhirnya saya repost , mudah mudahan bermanfaat
Masih ingat semboyan yang sempat membahana di lingkungan kerja kita PT PLN (Persero) berbunyi “KERJA KERAS, KERJA CERDAS dan KERJA IKHLAS?. Kita disegarkan kembali dengan sebuah tulisan yang mengingatkan kita bahwa ternyata kerja pun tidak hanya sembarang kerja, bahwa hanya sekedar kerja itu walaupun pakai kalimat keras masih belum cukup. Silakan disimak.
Semua pekerja yang sedang merintis karier tentunya ingin meraih kesuksesan. Untuk mencapai kata sukses, ternyata tidak cukup dengan bekerja keras saja. Anda pun bisa memilih untuk bekerja cerdas.
Menjadi sebuah konsekuensi logis, bahwa untuk rneraih kesuksesan Anda memang dituntut bekerja keras. Itu adalah salah satu nilai lebih yang bakal dilihat oleh perusahaan tempat Anda rnembangun karier. Akan tetapi kerja keras hanya sebuah syarat “cukup” untuk berkarir. Bila anda tidak bisa mengaturnya dengan baik, hal itu justru bakal mendorong anda menjadi lupa waktu dan terperangkap dalam rutinitas tugas yang tidak bisa dinikmati lagi.
Menjadi hard worker identik dengan berada lebih lama di kantor sejatinya sudah dianggap tidak lagi efisien. Bahkan, hal ini meniadi aktivitas yang mernboroskan. penambahan jam kerja bisa membuat Anda dinilai tidak memiliki manajemen kerja yang baik sehingga tidak bisa menyelesaikan pekerjaan dengan cepat sesuai jam kerja.
Tidak salah kiranya dengan kondisi itu, para pekerja keras sering mengeluh bahwa kerja keras dan pengorbanan terkadang tidak sepadan dengan hasil yang mereka dapatkan. Akan lebih membuat kesal, jika banyak orang yang menurut Anda bekerja lebih santai malah punya karier yang jauh lebih baik dari apa yang Anda miliki.
Menurut Margaret Steen, seorang ahli karier, jika kerja keras tidak sesuai dengan yang didapatkan, maka berhentilah menjadi hardworker. Itu bukan berarti Anda bermalas-malasan, atau tidak mengerjakan tugas dan tanggungjavvab dengan baik sebagai seorang karyawan. Berhenti meniadi hardworker berarti waktunya anda mengubah pola dan mekanisme kerja.
Steen menawarkan cara kerja yang disebutnya sebagai bekerja dengan cara yang cerdas atau smart work. Inti dari bekerja dengan cerdas, yaitu pembagian atau manajemen waktu, melakukan pekerjaan dengan lebih efektif dan efisien. Jangan takut untuk melakukan terobosan-terobosan saat menjalankan kewajiban Anda bekerja.
Cara yang dilakukan, mulailah memusatkan perhatian pada pekerjaan. Kurangi hal-hal yang bisa mengalihkan perhatian seperti bergosip, membuka situs jejaring sosial, dan sebagainya.
Sebenarnya, hal-hal yang sejatinya sepele itu membuat Anda lebih lama berada di kantor. Dengan fokus pada pekerjaan, semuanya bisa diselesaikan dengan Iebih cepat. Hal-hal yang tidak penting, bisa Anda lakukan setelah selesai jam kerja atau ketika pekerjaan tuntas.Jangan pemah menunda pekerjaan. Sikap tersebut sangat penting, tapi sering diabaikan oleh kita. Sebab, sudah merasa ahli atau berpengalaman dalam bidang yang ditekuni, Anda merasa semuanya bisa diselesaikan dengan capat dan mudah. Jangan salah, masih tetap dibutuhkan waktu, pikiran, dan konsentrasi untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan seberapa pun ahli Anda dalam melakukannya.
Lakukan terobosan dalam menyelesaikan pekerjaan Anda.Hal yang bisa dicoba, misalnya dengan bekerja menggunakan sistem multitasking.
Sistem ini mengadopsi cara bekerja komputer, dimana alat itu bisa melakukan lebih dari satu pekerjaan dalam satu waktu. Komputer bisa memainkan lagu sambil Anda mengetik. Dengan cara ini, Anda bisa mengerjakan dua atau tiga tugas dalam waktu bersamaan agar lebih menghemat waktu. Sudah bukan masanya lagi untuk berpikir bahwa yang satu bisa diselesaikan setelah yang lainnya. Kini, saatnya berpikir literal, banyak hal bisa dilakukan bersama dengan hasil yang tetap optimal.
Dengan bekerja cerdas, Anda telah mengoptimalkan waktu kerja Iebih efisien dan efektif. Semakin sederhana kehidupan kerja Anda, maka semakin sedikit waktu kerja, serta semakin besar peluang menambah penghasilan.SINDO dari berbagai sumber,Sabtu,29 Januari 2011. http://www.indonesiapower.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar